yang satu ini untukmu, sahabatku
alkisah tiga sekawan lama, bertemu di suatu ruang kosong berirama. mereka menemukan arti hidup bersama-sama. kini beranjak tumbuh mencari makna nama.
di suatu saat bertemu kawan baru. seorang anak adam yang terlihat sendu. disapalah kemudian si anak itu. mulailah berteman dari situ.
—dua menjadi tiga, tiga menjadi empat, tak lama kemudian empat menjadi enam.
—ya, enam. enam orang manusia aneh yang mereka pernah lihat, terbungkus menjadi satu.
mereka menemukan sebuah tempat aman. berlukiskan bangku di dekat taman. tepatnya di depan sebuah kantin kejujuran. sebuah rumah tidak beralasan.
terkenal akan kacau. serta segala hamparan balau. namun tetap bersama saat badai menghalau. bukan hanya janji kalau-kalau.
kini kita sedang berjarak. semua ini agar hati kalian tergerak. nanti kita akan lebih berpegang erat walau suara serak. sebuah arti baru dari luka bercorak.
hai, kesayanganku
yang satu ini untukmu. terimakasih telah bersamaku, dan menghiburku selalu. meski kadang aku diluar otakku.
begini,
di dalam diri ini aku mengerti. walau sekarang sedang tidak pasti. namun aku yakin kita akan kembali lagi. bukan hanya karena janji. namun karena memang tidak bisa jika tidak satu hati.
—ra